Khutbah Jumat – Menjaga Dunia dengan Membela Gaza
Khuthbah Cinta Quran Center, Vol. 1/ No. 4 | Topik: Dakwah
Download PDF: 4-Khuthbah CQC Vol. 1 No. 4 Dakwah – Menjaga Dunia dengan Menjaga Palestina[1]
الخطبة الأولى
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، أوصيني وإياكم بتقو الله، وقد قال الله تعالى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ٧٠ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ٧١ {الأحزاب: ٧٠-٧١}
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا {النساء: ١}
Hadirin jama’ah Jum’at -rahimakumullâh-
Palestina adalah aib, aib bagi umat manusia di dunia, aib bagi peradaban dunia di bawah asuhan buruk Kapitalisme Global, aib bagi mereka yang diam mendiamkan kejahatan yang nyata dari Zionis Yahudi dan sekutunya dari negara kampiun Demokrasi Barat, diam tak bergerak, diam tak bersuara menggunakan kekuatan tangan dan lisannya untuk mencegah kejahatan mereka, padahal Gaza telah berteriak lantang meminta pertolongan, bukan kah kita mendengar firman-Nya:
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ {٧٢}
“Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (QS. Al-Anfâl [8]: 72)
Palestina adalah pelajaran, pelajaran bagi pentingnya persatuan dunia di bawah kepemimpinan Islam, kepemimpinan yang menghidupkan syi’ar dakwah dan jihad, menebar rahmat bagi semesta alam. Palestina adalah semangat, semangat untuk bersatu melawan kezhaliman dan tontonan ketidakadilan negara-negara Barat kepada Islam dan kaum Muslim, apakah layak kaum Muslim masih berharap kepada mereka dengan sistem kepemimpinan Kapitalisme-Demokrasi Global yang penuh tipu daya dan kemunafikan? Perbuatan berharap solusi kepada mereka yang tidak mengimani Allah dan Rasul-Nya, dan lembaga-lembaga internasional yang didirikan di atas landasan selain Islam, adalah angan-angan, bahkan bertentangan dengan amanah Rasulullah ﷺ, dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«لاَ تَسْتَضِيئُوا بِنَارِ الْمُشْرِكِينَ»
“Janganlah kalian mencari penerangan dengan api orang-orang musyrik.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, Al-Nasa’i, Al-Baihaqi)
Al-Imam al-Baihaqi (w. 458 H) dalam al-Sunan al-Kubrâ’ menjelaskan hadits ini menegaskan:
فَإِنَّهُ يَقُولُ لاَ تَسْتَشِيرُوا الْمُشْرِكِينَ فِى شَىْءٍ مِنْ أُمُورِكُمْ
“Sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda (maksudnya) yakni janganlah kalian mengambil petunjuk orang musyrik dalam hal apapun dalam urusan kalian.”
Al-Baihaqi lalu menegaskan hal tersebut dengan firman Allah ‘Azza wa Jalla:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ {١١٨}
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Âli Imrân [3]: 118)
Adalah kaum Muslim, lâ ’izzata illâ bi al-Islâm, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ {٨}
“Dan bagi Allah kemuliaan itu, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Munâfiqûn [63]: 8)
Dalam ayat yang agung ini, Allah menisbatkan secara khusus (qashr) kemuliaan hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman (al-mu’minîn). Al-Imam al-Tsa’labi dalam Al-Kasyf wa al-Bayân ‘an Tafsîr al-Qur’ân (IX/322) menjelaskan bahwa keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi sebab kemuliaan (al-’izzah), yakni kemuliaan dengan turunnya pertolongan Allah bagi orang yang beriman menghadapi musuh-musuhnya, hingga meraih kemenangan. Keimanan, dibuktikan dengan mengamalkan Islam, prinsip ini yang tergambar dalam atsar Umar bin al-Khaththab r.a.:
إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالإِسْلامِ فَلَنْ نَبْتَغِيَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ
“Kami adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam, maka kami takkan pernah mencari kemuliaan dengan selainnya.”
Abuya Al-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam Syarî’atullâh al-Khâlidah:
فلو أنّ المسلمين (اليوم) عملوا بأحكام الفقه والدين كما كان آباؤهم لكانوا أرقى الأمم وأسعد الناس!
“Sekiranya kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fikih dan agama (Islam) sebagaimana para pendahulu mereka, niscaya mereka akan menjadi umat yang terdepan dan paling bahagia.”
Hadirin jama’ah Jum’at -rahimakumullâh-
Islam, nyata mewajibkan umara’ mencegah kebiadaban Zionis Yahudi dengan kekuatan tangan, dan para ulama serta kaum Muslim secara umum wajib mengingatkan penguasanya untuk menunaikan kewajiban tersebut, mengerahkan segenap daya upaya mengulurkan pertolongan atas kaum Muslim Gaza, dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ»
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangan, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan, jika tidak mampu maka ubahlah dengan qalbu dan hal itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hibban)
Dipertegas hadits dari Hudzaifah Ibn al-Yaman r.a., dari Nabi ﷺ bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ»
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allâh akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi)
Hadits ini, diungkapkan dengan banyak penegasan (taukîd), yakni qasam (sumpah kepada Allah pada kalimat وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ) dan lam serta nûn al-taukîd al-tsaqîlah, yang mempertegas kebenaran informasi dalam hadits, menekankan pentingnya perbuatan menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, dengan tuntutan wajib berdasarkan keberadaan peringatan keras bagi siapa saja yang mengabaikan kewajiban ini, yakni kalimat (أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ), yakni ancaman dalam dua bentuk: Pertama, Datangnya azab yang tak pandang bulu, Kedua, Tidak akan dikabulkannya do’a.
Zionis Yahudi, didukung oleh Negara-Negara Barat, seperti Amerika, menggunakan kekuatan dana dan militer mereka untuk membombardir dan meluluhlantakkan Gaza dan membantai pengungsi Rafah, tidak ada bahasa yang bisa mereka pahami selain bahasa setara, umara’ wajib mengirimkan bantuan militer, mengerahkan segenap kekuatannya mencegah kejahatan Zionis Yahudi, menolong anak-anak, perempuan dan kaum Muslim di sana! Tidak ada bahasa lain yang lebih tepat, Palestina, membutuhkan persatuan kaum Muslim di bawah kepemimpinan Khalifah yang satu untuk seluruh dunia, dalam komando kepemimpinan Islam untuk mengumandangkan seruan jihad! Bukan bahasa basa-basi di meja diplomasi, karena sudah puluhan resolusi dan diplomasi hanya menjadi angin lalu saja, al-jazâ’ min jins al-’amal.
Sejarah jihad Mu’tah dan Tabuk adalah sejarah salafunâ al-shâlih yang mulia dan Allah muliakan dengan adanya kepemimpinan Islam menghadapi negara adidaya Romawi ketika itu, sebagaimana kita mendapati kisah Khalifah al-Mu’tashim Billah pada era kekhilafahan ’Abbasiyyah yang menyelamatkan seorang muslimah dari kejahatan militer Romawi di ’Ammuriyyah, dengan mengirimkan pasukan kaum Mujahid yang berhasil menyelamatkan muslimah tersebut sekaligus menaklukkan ’Ammuriyyah pada 17 Ramadhan 223 H, merealisasikan junnah dari apa yang disifati Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
«إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»
“Sesungguhnya al-imam itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Muttafaqun ’Alayhi)
Al-Hafizh al-Nawawi (w. 676 H) dalam kitab syarh-nya atas Shahîh Muslim (XII/230):
قوله ﷺ: (الإمام جنة) أي: كالستر لأنه يمنع العدو من أذى المسلمين، ويمنع الناس بعضهم من بعض، ويحمي بيضة الإسلام، ويتقيه الناس ويخافون سطوته
Sabda Rasulullah ﷺ: (الإمام جنة) yakni seperti al-sitr (pelindung), karena Imam (Khalifah) mencegah musuh dari perbuatan mencelakai kaum Muslim, dan mencegah sesama manusia (melakukan kezhaliman), memelihara kemurnian ajaran Islam, rakyat berlindung kepadanya dan mereka tunduk kepada kekuasaannya.”
Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali pun menegaskan:
الدّين أس وَالسُّلْطَان حارس فَمَا لَا أس لَهُ فمهدوم وَمَا لَا حارس لَهُ فضائع
“Al-Dîn itu asas dan penguasa itu penjaganya, maka apa-apa yang tidak ada asasnya maka ia akan roboh dan apa-apa yang tidak ada penjaganya maka ia akan hilang.”
Kepemimpinan menjadi perisai ketika ia ditegakkan dengan landasan din, dan din ini telah mewajibkan umara’ mempersiapkan pasukan militer yang Allah berkahi, dimana suara derap langkah kaki mereka, cukup menggetarkan musuh-musuh agama:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ {٦٠}
“Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (QS. Al-Anfâl [8]: 72)
Ini lah amanah Allah, dan umara’ wajib menjaga amanah Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ {٢٧}
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Anfâl [8]: 27)
Imam al-Baidhawi (w. 685 H) dalam tafsirnya (hlm. 47) menjelaskan bahwa pengkhianatan terjadi dengan menunda-nunda berbagai kefardhuan bahkan kesunnahan. []
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
الخطبة الثانية
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْن، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فاَذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ