Pada dasarnya semua amal yang dikerjakan oleh seorang Muslim wajib didasarkan pada keikhlasan semata-mata karena Allah SWT, termasuk mengemban al-Quran. Tentang ini Rasulullah saw. telah bersabda kepada abu Hurairah ra., “Sungguh Allah ‘Azza wa Jalla pada Hari Kiamat turun kepada para hamba untuk mengadili di antara mereka dalam keadaan setiap umat berlutut. Orang pertama yang dipanggil adalah seseorang yang mempelajari al-Quran, seseorang yang terbunuh di jalan Allah dan seseorang yang banyak hartanya. Allah bertanya kepada orang yang membaca al-Quran, ‘Bukankah Aku telah mengajari kamu apa yang telah Aku turunkan kepada Rasul-Ku?’ Dia menjawab, ‘Benar, wahai Rabb.’ Allah berkata, ‘Lalu apa yang telah kamu amalkan dari apa yang telah diajarkan kepada kamu?’ Dia menjawab, ‘Aku mengamalkan al-Quran pada malam hari dan siang hari.’ Lalu Allah berkata kepada dia, ‘Kamu dusta!’ Lalu para malaikat berkata kepada dia, ‘Kamu dusta!’ Lanjut Allah ‘Azza wa Jalla, ‘Sebaliknya, kamu ingin dikatakan: Si fulan pandai membaca al-Quran!’ Sungguh telah dikatakan itu…’”
Kemudian Rasulullah saw. menepuk lutut Abu Hurairah seraya bersabda, “Abu Hurairah! Mereka adalah makhluk Allah pertama kali yang karena mereka neraka dinyalakan pada Hari Kiamat.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Hibban).
Alhasil, berhati-hatilah dari niat yang tidak ikhlas. Pasalnya, ketidakikhlasan bukan saja menyebabkan amal kita—termasuk mengemban al-Quran—tertolak, tetapi sekaligus bisa mengakibatkan kita masuk neraka. Na’ûdzu bilLâh min dzâlik!