Sebagaimana diketahui, al-Quran diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw. secara bertahap. Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Rasulullah saw. sejak beliau dilantik menjadi rasul dan selesai saat Baginda hampir wafat, yaitu tiga belas tahun di Makkah dan sepuluh tahun di Madinah. Di antara hikmah al-Quran diturunkan secara bertahap adalah supaya al-Quran mudah dihapal, dipahami dan dilaksanakan. Sekiranya al-Quran diturunkan sekaligus, sudah tentu ia akan menyusahkan dan memberatkan, baik dari segi hapalan, pemahaman maupun pelaksanaannya dalam kehidupan. Al-Khudhari mengatakan tempo al-Quran diturunkan ialah 22 tahun 22 bulan dan 22 hari. Dalam tempo tersebut al-Quran dihapal oleh Rasulullah saw. dan para sahabat serta dicatat oleh panitia penulis al-Quran, kemudian dikumpulkan pada zaman Khalifah Abu Bakar ra. dan disempurnakan pada masa Khalifah Utsman ra.
Di antara para huffazh (penghapal al-Quran) terkenal dari kalangan sahabat adalah Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar ash-Siddiq, Umar al-Khaththab, Utsman al-Affan dan Ali bin Abi Talib), Talhah, Ibnu Mas’ud, Hudzaifah, Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Aisyah dan Hafsah. Dari kalangan orang-orang Anshar (penduduk asal Kota Madinah) adalah Ubai bin Kaab, Muaz bin Jabal, Zaid bin Thabit, Abu Darda’ dan Anas bin Malik.
Rasulullah saw. pun melantik beberapa sahabat sebagai penulis wahyu. Di antara penulis itu ialah Khulafaur Rasyidin, Muawiyah bin Abu Sufyan, Khalid bin al-Walid, Ubai bin Kaab dan Zaid bin Thabit. Mereka menulis al-Quran sebagai pembelajaran berkesan setiap kali wahyu turun sebagai tambahan dalam hapalan supaya tidak hilang begitu saja.