Diskusi Bahtsul Masail Edisi 23: Islam Menjawab Persoalan Mahalnya Biaya Pendidikan dan Pengangguran Generasi Z
Pada hari Senin, 10 Juni 2024, Auditorium Cinta Quran Center dipenuhi oleh antusiasme mahasantri dalam diskusi Bahts Al-Masa’il edisi 23. Acara yang dimulai pukul 20.30 hingga 22.00 WIB ini mengangkat tema “Bagaimana Islam Menjawab Persoalan Mahalnya Biaya Pendidikan & Bayang-Bayang Pengangguran Generasi Z?”. Diskusi ini menghadirkan berbagai pandangan kritis dari mahasantri dan mahasantriwati Cinta Quran Center yang terbagi dalam dua tim, yaitu Tim BMM Ikhwan dan Tim BMM Akhwat.
Pembicara dan Jalannya Diskusi
Tim BMM Ikhwan terdiri dari Megi Safaria, M. Al-Faruq, Naufal Dzikri, dan Azhar Ubaidillah. Sementara itu, Tim BMM Akhwat diwakili oleh Siti Yulia Susanti, Maria Ulfa, Mardhatillah Maulidah, dan Athiyyah Nabillah Zulmi. Acara ini dipandu oleh Affan sebagai host, dengan beberapa dosen yang bertindak sebagai juri untuk memberikan kritik dan saran konstruktif. Seluruh mahasantri CQC hadir sebagai penonton, menciptakan suasana yang penuh semangat dan intelektual.
Pengangguran di Kalangan Generasi Z
Diskusi diawali dengan pembahasan mengenai pengangguran di kalangan generasi Z. Diskusi mengidentifikasi beberapa faktor utama penyebab tingginya tingkat pengangguran di kalangan Generasi Z. Salah satunya adalah pengelolaan sumber daya alam (SDA) oleh negara yang tidak optimal. Kebijakan yang lebih berpihak pada investor asing dan mempermudah masuknya tenaga kerja asing (TKA) turut mempersempit kesempatan kerja bagi warga negara sendiri. Akibatnya, banyak generasi muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan meskipun telah memiliki kualifikasi yang memadai.
Pendidikan di Era Kapitalisme
Dalam menanggapi isu mahalnya pendidikan, para pembicara menggarisbawahi bahwa di era kapitalisme, pendidikan telah mengalami komersialisasi. Hal ini menyebabkan pendidikan lebih berorientasi pada menghasilkan generasi yang siap memasuki industri, bukan sebagai hak dasar setiap warga negara. Masyarakat dipaksa untuk membayar mahal demi mendapatkan pendidikan yang layak, padahal pendidikan seharusnya menjadi hak bagi setiap individu tanpa memandang status ekonomi.
Solusi dalam Perspektif Ekonomi Islam
Diskusi juga menghasilkan beberapa solusi untuk menangani masalah pengangguran dan mahalnya biaya pendidikan. Para pembicara menekankan pentingnya penerapan sistem ekonomi Islam yang lebih adil dan berpihak pada rakyat. Individu perlu kritis terhadap kebijakan negara, dan masyarakat harus lebih melek pemikiran ekonomi politik. Negara berperan besar dalam menanggung biaya pendidikan dan memastikan bahwa pendidikan tidak lagi berorientasi industri dan dikomersialisasi. Semua ini adalah masalah sistematik yang membutuhkan solusi sistemis melalui penerapan sistem Islam.
Kritik dan Saran dari Juri
Para dosen yang bertindak sebagai juri memberikan kritik dan saran yang konstruktif, menekankan pentingnya solusi yang lebih praktis dan implementatif. Mereka juga mengapresiasi semangat dan pemikiran kritis yang ditunjukkan oleh para peserta, seraya mendorong mereka untuk terus mengembangkan wacana yang lebih mendalam mengenai isu-isu sosial dan ekonomi.
Kesimpulan
Bahtsul Masail edisi 23 ini berhasil mengungkap berbagai pandangan dan solusi mengenai mahalnya biaya pendidikan dan pengangguran di kalangan Generasi Z dari perspektif Islam. Diskusi ini tidak hanya memperkaya wawasan para mahasantri, tetapi juga mengajak semua pihak untuk lebih kritis dan proaktif dalam mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen untuk perubahan, diharapkan hasil diskusi ini dapat menjadi langkah awal menuju perbaikan yang lebih nyata.
Saksikan diskusi Bahts Al-Masa’il edisi 23 lebih lengkap di YouTube.