Di dalam al-Quran, selain disebut wali Allah SWT, dinyatakan juga siapa yang disebut dengan wali setan.

Ada sebagian orang yang menyangka, bahwa wali Allah SWT itu adalah orang yang memiliki keistimewaan di luar kebiasaan (khawariq al-‘adah), seperti kemampuan mukasyafah (menyingkap perkara-perkara gaib). Tentu, keistimewaan di luar kebiasaan atau kemampuan mukasyafah bukanlah ukuran kewalian seseorang. Sebabnya, sebagian orang kafir atau munafik pun kadang memiliki kemampuan yang sama seperti halnya dukun, tukang sihir dll. Kemampuan ini tentu datang dari setan.

Karena itu tidak boleh juga terlintas dalam benak seorang Muslim bahwa seseorang yang telah mencapai derajat wali Allah atau makrifat kepada-Nya  boleh meninggalkan syariah-Nya. Bahkan andai ia memiliki sejumlah keistimewaan seperti bisa terbang di udara atau shalat di atas air, tetapi meninggalkan syariah-Nya, maka ketahuilah, ia bukan wali Allah, tetapi wali setan (Ibn Taimiyah, t.t.: 62).

Tentang wali setan, Allah SWT berfirman (yang artinya): Sebagian manusia ada yang mendapat hidayah, sementara sebagian yang lainnya disesatkan karena mereka sungguh telah menjadikan setan-setan sebagai wali selain Allah, sementara mereka mengira bahwa mereka mendapatkan hidayah (TQS al-A’raf [7]: 30).

Allah SWT telah memperingatkan agar kita mewaspadai para wali setan ini, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Orang-orang beriman itu berperang di jalan Allah, sementara orang-orang kafir berperang di jalan thaghut. Maka dari itu, perangilah para wali setan karena sungguh tipudaya setan itu benar-benar lemah (TQS an-Nisa [5]: 76).

Semoga kita tak tergolong sebagai wali setan.