Sadar atau tidak, banyak Muslim yang tersesat dalam kehidupan ini. Muslim tapi ucapan dan tindakannya tak sesuai dengan Islam. Islam hanya status. Muslim hanya gelar. Namun, ucapan dan perilakunya tak beda dengan orang fasik, munafik bahkan kafir. Jika Muslim/Muslimah suka pamer aurat, apa bedanya dengan orang kafir? Jika Muslim/Muslimah suka gosip (menggunjing), apa bedanya dengan orang munafik? Jika Muslim/Muslimah masih doyan riba, apa bedanya dengan orang fasik? Jika Muslim suka korupsi, gemar menyuap, sering berbohong, dll; lalu apa bedanya dengan para pendosa, tukang maksiat dan pelaku kriminal?
Mengapa semua itu bisa terjadi? Tidak lagi karena banyak Muslim/Muslimah yang menanggalkan dan meninggalkan al-Quran. Mereka mencampakkan isi al-Quran. Mereka mengabaikan hukum-hukumnya. Sebagian mereka mungkin rajin membaca al-Quran, tetapi tidak mengamalkan isinya. Mereka tidak berpegang teguh dengan syariah yang dikandung al-Quran.
Padahal jelas Rasulullah saw. mengingatkan, “Sungguh al-Quran ini ujungnya terhubung di tangan Allah dan ujung yang lain terhubung di tangan kalian. Karena itu berpegang teguhlah kalian pada al-Quran karena kalian tidak akan tersesat dan binasa setelah itu selamanya.” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
Rasul saw. pun mengingatkan kita, “Aku telah meninggalkan dua perkara, yang jika kalian pegang teguh keduanya, kalian tidak aka pernah tersesat selama-lamanya.” (Ashim an-Namri al-Qurthubi, Jâmi’ Bayân al-‘Ilm wa Fadhlihi, 1/255).
Alhasil, jika kita tak ingin tersesat dalam ‘belantara’ kehidupan ini, sederhana saja caranya: berpegang teguh dengan al-Quran.